Kamis, 16 Oktober 2014

Be Mahasiswa

Mahasiswa selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas, makna akan peran, fungsi dan kontribusinya pada dunia kampus maupun dalam masyarakat. Kedua komponen inilah ketika bersinergis kearah kebaikan, maka apa yang diidamkan sebuah kehidupan yang lebih baik, bisa terwujud.

Mahasiswa dan Perubahan Bangsa

Dalam hal perubahan, mahasiswa adalah motor yang senantiasa hadir di garda depan untuk meneriakkan perubahan. Mahasiswa yang peka dengan persoalan bangsa, senantiasa memberikan suatu solusi yang bisa menjadi alternatif untuk menjawab setiap permasalahan.

Rumusan konsep dalam menyikapi realita di susun dengan rinci dan kritis, dengan bekal pengetahuan dan kekayaan intelektual mampu memberikan suatu perubahan mendasar. Melengserkan kekuatan yang mulai tidak pro-Rakyat, menepis isu dan fakta yang merugikan masyarakat dan bangsa, menentang penjajahan serta senantiasa merindukan Revolusi.

Be Mahasiswa
Be Mahasiswa

Revolusi abal-abal tidak pernah masuk dalam kamus gerak-gerak mahasiswa, karena itu hanya akan menjadi produk akhir yang melenceng dari cita-cita mulia yang dirancang sejak awal.

Di Indonesia, dalam romantisme sejarah, kita akan selalu menemukan bahwa Mahasiswa selalu berteman dengan perubahan. Mulai dari Generasi pra Proklamasi Kemerdekaan, Proklamasi sampai Reformasi.

Kita mengenal Budi Utomo, PPPI sampai tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok. Masiswa kala itu mulai menyadari bagaimana penindasan oleh penjajah itu sudah tidak bisa diterima dan dirasakan terus-menerus oleh bangsa indonesia, sudah saatnya masyarakat bangkit dan melawan. Indonesia mampu untuk memimpin negaranya sendiri, Kekayaan Alam dan segala potensi yang ada harus dikelola sendiri, penderitaan yang diterima akibat penyiksaan penjajah itu sudah sepentasnya dan sudah waktunya untuk dilawan.

Tokoh pemuda ini, akhirnya dengan perjalanan panjang dan terjal akhirnya turut berkontribusi dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yang ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Usaha dan kegigihan para Mahasiswa ini, tidak berakhir sampai disitu, Generasi telah berganti, permasalahan yang datang juga memberi cobaan dengan nuansa yang berbeda. Mahasiswa kembali dituntut untuk senantiasa bisa merespon dan mampu untuk menantang cobaan tersebut.

Di generasi pasca Proklamasi ini, kembali mampu memberi suatu respon brilian, MALARI yang terjadi karena para mahasiswa menolak produk jepang masuk ke Indonesia adalah bukti sejarah yang tidak bisa dipungkiri peran mahasiswa itu ada.

Be Mahasiswa
Be Mahasiswa

Mengangkat isu-isu yang membuat rezim kala itu berhasil diturunkan dengan ditandai keluarnya SUPERSEMAR. 

Tak berhenti samapi disitu, mahasiswa yang dinilai senantiasa memberi respon terhadap permasalahan yang ada, mulai ingin di tekan aktivitasnya oleh rezim kala itu, dengan adanya kebijakan NKK/BKK yang isinya jelas-jelas membuat peran mahasiswa akan perubahan mulai ditekan, pihak kampus berhak dengan kebijakannya bisa langsung men-DO mahasiswa apabila terbukti melakukan aksi menentang pemerintah.

Mulai ada fitnah-fitnah yang ditujukan kepada mahasiswa, meski demikian mahasiswa ternyata mampu untuk bisa mengatasi hal tersebut.

Pada akhirnya, suatu momentum yang paling berkesan dan suatu kesuksesan besar Mahasiswa terlihat saat terjadinya Reformasi, rezim yang dinilai refresif berhasil mereka turunkan, menghadiahkan kepada rakyat Demokrasi, sehingga mereka bisa memilih pemimpinya sendiri.

Mahasiswa Pasca Reformasi

Setelah melewati suatu euforia reformasi, mahasiswa mulai terlihat mengalami penurunan kualitas dari segi intelektual dan sisi kritisnya, mereka yang menjadi tokoh dalam reformasi kebanyakan masuk kedalam parlemen, bersikap pragmatis setelah apa yang mereka lakukan, dan sebagian yang lain bersikap seolah kewajiban sebagai mahasiswa telah usai dengan ditandai peristiwa reformasi.

Memperbincangkan dalam hal memilih masuk atau tidak ikut dalam parlemen merupakan suatu perkara yang menarik dinilai dari konsekuensi dan hasil yang bisa diperoleh. Sebagai contoh, seorang tokoh yang mempelopori suatu gerakan perubahan yang tidak ikut dalam parlemen ada pada sosok Soe Hok Gie, yang memilih untuk tidak turut serta dalam parlemen.

Langkah yang diambil inipun mendapat tanggapan, bahwa seharusnya seorang pelopor gerakan perubahan seharusnya masuk dalam parlemen karena ialah yang mengetahui tentang perubahan seperti apa yang diinginkan, karena pada faktanya hanya rezimlah yang bisa dijatuhkan, parlemen terus berjalan sebagaimana sebelumnya.


Untuk sosok yang berperan dalam perubahan dan masuk kedalam parlemen kita punya sosok seperti Akbar Tanjung dan Amien Rais sosok mahasiswa yang mampu melawan rezim yang ada dan melawan setiap kebijakan yang dinilai merugikan rakyat dan bangsa. Hasilnya pun sama saja, perubahan yang ada hanya penggantian rezim dan merombak parlemen tidak ada yang istimewa, hanya perlawanan yang heroik sebelum rezim tumbang.

Mahasiswa kini pasca reformasi telah banyak terkotak-kotakan dalam banyak hal, gerakan mahasiswa kini syarat akan kepentingan pribadi, tidak ada lagi persatuan, yang ada hanya kepentingan, teringat dengan perkataan teman ..."tidak ada kawan yang abadi yang ada hanya kepentingan abadi" . Yah, kepentingan ketika kepentingan berada diatas segalanya, maka kawan yang harusnya menjadi teman abadi dalam persatuan gerakan itu, tidak pernah teerwujud.

Merespon Problematika Kekinian

Problematika dengan definisi suatu permasalahan yang menuntut untuk diselesaikan, menjadi tentangan untuk Mahasiswa sekarang, mahasiswa sudah sepantasnyalah, peka terhadap masalah dan kembali menghadirkan sisi kritis serta mengasah sisi intelektualitasnya.

Dalam level ini mahasiswa sekarang, belum berhadapan dengan permasalahan yang sesungguhnya dihadapi, karena mereka masih belum mengalahkan problematika diri sendiri yakni menanggalkan segala kebiasaan buruk yang diciptakan sistem yang ada, yakni "Food, Fun and Fashion" . Gaya hidup hedonis.

Masalah dalam negeri seperti, Kekayaan Alam kita yang dikuasai 85% oleh asing tak mampu dilihat oleh mata kritis wawasan mahasiswa, meski ada yang melihat tapi tak memberikan respon, Kemiskinan yang disebabkan rendahnya taraf Pendidikan rakyat, Seks Bebas yang mengancam generasi muda, munculnya kasus Aborsi kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur, Narkoba, tindak kriminal yang disebabkan Remaja, Korupsi oleh anggota Dewan Terhormat, Wakil rakyat yang tidak pro-Rakyat.

Bahkan untuk menyebutkan satu persatupun, rasanya tidak akan pernah usai masalah yang ada sekarang, permasalaan ini yang mestinya menjadi kajian utama mahasiswa yang senantiasa menjadi teman Perubahan itu.

Maka, bagaimanakah seharusnya Mahasiswa,...

To be Continued.... BE MAHASISWA Part II

2 komentar:

  1. Luar Biasa Tulisan dan Kegelisahan mahasiswa yang satu ini.
    Suatu respon positif terhadap negeri tercinta ini.
    Luar biasa
    Kompor Meleduk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kirain lagi stand up komedi ?! :) kompor gass

      Hapus