Gang dolly, santer diberitakan bahwa tempat ini, sudah berdiri sejak zaman penjajahan belanda, sudah sangat lama, tempat ini pada awalnya diperuntukkan bagi tentara belanda yang mencari hiburan malam, para pekerjanya juga tidak banyak dari daerah lokal.
Setelah semakin lama tempat ini beroperasi, pada akhirnya masyarakat setempat juga terlibat dan ikut di dalamnya, mencari nafkah, rezeki untuk menghidupi keluarga *katanya. Tempat maksiat seperti ini, sudah pasti menjadi sumber dosa masyarakat semua, baik itu para pelaku maupun orang disekitar yang membiarkannya.
Gang dolly sudah menjadi bagian kehidupan untuk masyarakat sekitar, baik itu menjadi pekerja di hiburan malam ini,maupun hanya mencari uang disekitar tempat tersebut. seperti misalnya, tukang becak, ojek, yang beroperasi sekitar tempat maupun menjadi penjual makanan ringan yang diperuntukkan bagi mereka yang berkunjung ke dolly, yang terkenal memang cukup ramai pengujung.
Karena tempat ini sudah menjadi ladang mencari nafkah bagi masyarakat, maka sangat sulit kemudian bagi pemerintah untuk menutup tempat ini, apalagi sudah menjadi rahasia umum tempat prostitusi seperti ini menyumbangkan kontribusi bagi pemerintah daerah setempat dimana ia beroperasi.
Sampai sekarang ini, kembali muncul wacana untuk menutup tempat ini, oleh walikota surabaya, tentu saja ini mengundang reaksi keras dari masyarakat dengan menentang kebijakan ini, masyarakat sekitar menghadang aparat yang masuk untuk menertibkan dolly .
Melakukan langkah penutupan seperti ini, pemerintah harus memiliki suatu program yang pasti dan berkelanjutan jika memang ingin menutup gang dolly karena, seperti diuraikan diatas bahwasanya tempat ini sudah menjadi bagian dari masyarakat. Program seperti pembinaan masyarakat, memberikan tunjungan, serta memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak mereka sehingga mereka bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan bisa bekerja secara mandiri.
Dengan demikian, diharapkan mereka menyukai pelrjaan mereka dan melupakan pekerjaan yang lalu, seperti yang diketahui bahwa bekerja di tempat hiburan malam, merupakan suatu pekerjaan instant yang hanya bermodalkan diri saja, sehingga mental mereka bisa saja selalu mengharapkan pekerjaan yang mudah saja untuk dikerjakan.
Meskipun solusi ini bisa dilakukan, namun solusi seperti ini hanya bersifat tambal sulam saja, karena tempat-tempat seperti gang dolly ini banyak bertebaran di seluruh nusantara, faktanya pemerintah juga tidak bisa berbuat banyak akan masalah ini. Penutupan dolly tidak akan berdampak apa-apa bagi tempat prostitusi lainnya.
Sebagai seorang manusia, sudah sepantasnya lah, kita bisa mencegah kemungkaran itu. jadi kebijakan yang akan dilakukan pemkot Surabaya untuk menutup tempat hiburan malam merupakan suatu langkah awal yang bagus, semoga bisa ditiru dan dilakukan oleh pemerintah lainnya.
*baca postingan tentang reaksi masyarakat Reaksi Penutupan Dolly
Sekian, semoga ada manfaatnya bagi kita semua
Luar biasa parnet, makin berkembang saja dirimu.
BalasHapushahaha, Alhamdulillah, terus jalan-jalan kesini
BalasHapus